Beta mau bicara lantang
Deng tata etika tak perlu jadi penghalang
Tanpa koma yang mengganjal di kerongkongan karena malu hati
Beta mau bicara, tentang pembenaran yang hitam
Yang ale tanam kalabasa tapi pete buah duriang
History Sizt
Menulislah maka Tuhan membuka pintu hatimu untk berpikir. Dengarlah maka berdatangan ide yang kan membuatmu hebat!
Selasa, 07 Mei 2019
Senin, 25 Februari 2019
Tentang kemarin 25022019
25 Pebruari 1989-2019
Tak begitu istimewa bagiku sebenarnya, kecuali bahwa hari ini entah jam berapa 30 tahun lalu saya lahir. Bagi saya hari ini sama seperti tgl 1, 2,3 dan lainnya serta januari, maret, april serta lainnya tak berbeda dgn Pebruari ini. Justru setiap 25 Pebruari selalu ada settik aneh yg menyelusup 'seperti rasa tak mau' tak mau tua, dianggap tua dan lain". Tapi satu yang pasti, Sabda Rasulullah "Umur umatku 60-an tahun" itu berarti sudah setengah perjalanan hidup saya. Rasanya sedih seperti "Selamat Berkurang Umur". Tapi satu juga yg pasti satu hari setiap tahun yaitu hari ini saya kebanjiran doa dan kebanjiran 'cipika-cipiki' dari orang-orang terdekat, ini mengingatkan saya, bahwa 30 tahun lalu telah lahir seseorang yang cukup penting bagi banyak orang saat ini, dan insya Allah orang ini akan selalu memberi manfaat untuk orang lain, bahwa banyak orang yang bersyukur atas bertambah usianya dan bahwa Allah masih memberinya kesempatan 30 tahun ini berjelaga di belantara dunia ini dan insya Allah kesempatan itu masih sangaaaat panjang.
YaAllah insya Allah saya selalu Amanah dalam menjalani peran sebagai seorang hamba, diri sendiri, sahabat, guru, saudara, dan anak.
Satu lagi yg pasti saya selalu bersyukur untuk setiap hari dan teristimewa setiap 25 Pebruari๐๐
25 Pebruari 1989-2019
Tak begitu istimewa bagiku sebenarnya, kecuali bahwa hari ini entah jam berapa 30 tahun lalu saya lahir. Bagi saya hari ini sama seperti tgl 1, 2,3 dan lainnya serta januari, maret, april serta lainnya tak berbeda dgn Pebruari ini. Justru setiap 25 Pebruari selalu ada settik aneh yg menyelusup 'seperti rasa tak mau' tak mau tua, dianggap tua dan lain". Tapi satu yang pasti, Sabda Rasulullah "Umur umatku 60-an tahun" itu berarti sudah setengah perjalanan hidup saya. Rasanya sedih seperti "Selamat Berkurang Umur". Tapi satu juga yg pasti satu hari setiap tahun yaitu hari ini saya kebanjiran doa dan kebanjiran 'cipika-cipiki' dari orang-orang terdekat, ini mengingatkan saya, bahwa 30 tahun lalu telah lahir seseorang yang cukup penting bagi banyak orang saat ini, dan insya Allah orang ini akan selalu memberi manfaat untuk orang lain, bahwa banyak orang yang bersyukur atas bertambah usianya dan bahwa Allah masih memberinya kesempatan 30 tahun ini berjelaga di belantara dunia ini dan insya Allah kesempatan itu masih sangaaaat panjang.
YaAllah insya Allah saya selalu Amanah dalam menjalani peran sebagai seorang hamba, diri sendiri, sahabat, guru, saudara, dan anak.
Satu lagi yg pasti saya selalu bersyukur untuk setiap hari dan teristimewa setiap 25 Pebruari๐๐
Selasa, 27 November 2018
Topeng Politik
Setelah milenium kita masuk zaman milenial
Entah kemunduran atau kemajuan?
Bagi saya, milenium itu:
Kayak, kau berdiri dengan pakaian parlente dan sepatu mengkilat sambil telunjuk tegak dan orang 'haturnuwun' sambil bongkok-bongkok lewat di depanmu.
Yang terkadang kalau bicaranya seperti orang 'dulu' kalo dengar pesawat musuh melintas.
Menggigil!
Sementara milenial lebih pada duduk di pinggir jalan sambil minum kopi tubruk, atau latihan jurus senyum maut buat ketemu ibu-ibu di pasar.
Milenial itu harus kasih tau jutaan warga Indonesia, kalau tadi beta bertandang makan Singkong gepe Mama Nina di Warung Nina.
Milenial itu Baku rangkul baku rasa
Yang asing rasa dekat
Kalo su dapa jadi asing lai.
Lalu jadi milenium.
Toh, ada yang milenium berkedok milenia๐
Entah kemunduran atau kemajuan?
Bagi saya, milenium itu:
Kayak, kau berdiri dengan pakaian parlente dan sepatu mengkilat sambil telunjuk tegak dan orang 'haturnuwun' sambil bongkok-bongkok lewat di depanmu.
Yang terkadang kalau bicaranya seperti orang 'dulu' kalo dengar pesawat musuh melintas.
Menggigil!
Sementara milenial lebih pada duduk di pinggir jalan sambil minum kopi tubruk, atau latihan jurus senyum maut buat ketemu ibu-ibu di pasar.
Milenial itu harus kasih tau jutaan warga Indonesia, kalau tadi beta bertandang makan Singkong gepe Mama Nina di Warung Nina.
Milenial itu Baku rangkul baku rasa
Yang asing rasa dekat
Kalo su dapa jadi asing lai.
Lalu jadi milenium.
Toh, ada yang milenium berkedok milenia๐
Rabu, 17 Oktober 2018
Back
Tak pernah dalam satu perjalanan ada paksaan; apalagi untuk pulang
Karena itu, sering ada ingkar; bukan karena janji, hanya seadanya ucapan; dan ingat tak ada paksaan!
Ini sudah perjalanan kesekian kalinya, yang bahkan tak dapat lagi jari tangan-kaki untuk menghitung,
Tapi,
Di dua perjalanan ini; hatiku berat, untuk pulang.
Tapi,
Semacam ada alasan berupa 'takdir yang memaksa' agar lekas datang.
Agar pulang
Pulang sebenarnya 'ke rumah'!
Karena itu, sering ada ingkar; bukan karena janji, hanya seadanya ucapan; dan ingat tak ada paksaan!
Ini sudah perjalanan kesekian kalinya, yang bahkan tak dapat lagi jari tangan-kaki untuk menghitung,
Tapi,
Di dua perjalanan ini; hatiku berat, untuk pulang.
Tapi,
Semacam ada alasan berupa 'takdir yang memaksa' agar lekas datang.
Agar pulang
Pulang sebenarnya 'ke rumah'!
Sabtu, 06 Oktober 2018
Elegi Pesisir
Mari berpikir bijak, kita beri sampah tempat yang layak
Kita satukan tekad, Mereka adalah jodoh terlarang
๐
Jumat, 31 Agustus 2018
Mimpi di Siang Bolong
Saya bermimpi
Orang-orang yang masih hidup, telah meninggal
Sepuluh hari sebelum kiamat,
Mereka minta izin, kembali
Supaya sembahyang sepuluh hari
Untuk membayar 30,40,50 dan 60 tahun tidak sembahyang.
Tiba-tiba! Adzan Asar berkumandang
Cepat-cepat saya bangun
Karena tidur setelah Asar,
Memanggil kematian!
Orang-orang yang masih hidup, telah meninggal
Sepuluh hari sebelum kiamat,
Mereka minta izin, kembali
Supaya sembahyang sepuluh hari
Untuk membayar 30,40,50 dan 60 tahun tidak sembahyang.
Tiba-tiba! Adzan Asar berkumandang
Cepat-cepat saya bangun
Karena tidur setelah Asar,
Memanggil kematian!
Rabu, 29 Agustus 2018
Kamis
Aku memilih lipstik yang paling terang pagi ini
Pukul 12.20 siang, aku tersadar dengan wajah pasi dan bibir kering
Dapat kulihat rohku pada mata kucing yang kelaparan.
Kamis ini, menguras jiwaku!
Pukul 12.20 siang, aku tersadar dengan wajah pasi dan bibir kering
Dapat kulihat rohku pada mata kucing yang kelaparan.
Kamis ini, menguras jiwaku!
Elegi Sedap Malam
Aku lewat saat lampu jalan telah benderang
Sedap malam tampak malu disela rerumputan liar,
Bau pesing dari got mengalahkan harumnya,
Sementara sayup lantunan tarhim berseloroh bersama suara Si Ali yang melengking memanggil Baba ke ke masjid.
"Palang-palang jang sampe talucu"
Baba mengingatkan Ali yang tampak bersemangat.
Langkah kecilnya mengingatkanku pada Wa Ida yang di tiap fajar dengan perut kosong menyandang bakul dan parang busu ke kebun
Yang setiap pagi sarapan pukul sepuluh dengan singkong rebus dan ikan rebus
Wa Ida yang tak pernah berusaha menjelaskan pada adiknya kenapa yang lain makan roti pukul 07.30 sementara mereka harus makan singkong rebus
Karena si kecil yang bahkan giginya belum lengkap itu mengerti
Kalau singkong, hanya itulah pengganjar perutnya
Karena mulutnya begitu asing dengan roti, nasi, susu, apalagi daging
Mereka tidak berani bermimpi tentang sesuatu selain 'makanan tanah'.
Sedap malam tampak malu disela rerumputan liar,
Bau pesing dari got mengalahkan harumnya,
Sementara sayup lantunan tarhim berseloroh bersama suara Si Ali yang melengking memanggil Baba ke ke masjid.
"Palang-palang jang sampe talucu"
Baba mengingatkan Ali yang tampak bersemangat.
Langkah kecilnya mengingatkanku pada Wa Ida yang di tiap fajar dengan perut kosong menyandang bakul dan parang busu ke kebun
Yang setiap pagi sarapan pukul sepuluh dengan singkong rebus dan ikan rebus
Wa Ida yang tak pernah berusaha menjelaskan pada adiknya kenapa yang lain makan roti pukul 07.30 sementara mereka harus makan singkong rebus
Karena si kecil yang bahkan giginya belum lengkap itu mengerti
Kalau singkong, hanya itulah pengganjar perutnya
Karena mulutnya begitu asing dengan roti, nasi, susu, apalagi daging
Mereka tidak berani bermimpi tentang sesuatu selain 'makanan tanah'.
Minggu, 29 Juli 2018
Assalamualaikum.. Wr.. Wb.
Siaaaaaaaaaaang
✋✋✋✋✋✋
#edisicurhat
Amin!!!!!
Selanjutnya saya ingin mencoba membuat puisi yang merupakan asal segala jenis puisi yaitu mantra dalam bahasa Ambon dan insya Allah bisa seperti Sang Legendaris S. C. Bahri saya juga bisa menghasilkan paling tidak sebuah puisi mbeling.
Amin!!!
๐๐
Soo, tunggu saja "b pasti bisa".
Kali ini kita akhiri dulu dengan pantun Motivasi
Jalan-jalan ke tanah seram
Jangan lupa singgah di Iha
Jurus ampuh jadi seniman
Jangan ragu bongkar aksara
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ss.P
Pattihua Sitha
Pantun perpisahan
Kapas putih begitu adanya
Jatuh di tanah menguning jua
Tuhan Kuasa pemilik sempurna
Kami disini kadang cela
Kuah kuning temannya papeda
Raci cili lebe tamba sadap
Kata maaf katong minta
Supaya pulang hati senang
Ss. P
Jumat, 27 Juli 2018
Gap
Aku membaca. Kutemukan namamu disana
Disesaki lembaran kertas tua
Dicecoki miliyaran kata dari pengemis sampai miliyarder. Dari rakyat jelata sampai bangsawan.
Aku membaca dan kutemukan kau telah ternoda
Ribuan bibir telah mengecupmu
Jutaan tangan telah membelaimu
Bahkan ratusan tinju pernah menyakitimu.
Kulihat kau teronggok disudut halaman
dengan pungguk yang tegak dan mata yang menyala.
Langganan:
Postingan (Atom)
Aku dan Orang
Beta mau bicara lantang Deng tata etika tak perlu jadi penghalang Tanpa koma yang mengganjal di kerongkongan karena malu hati Beta mau b...